Breaking News

Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Terancam Enam Tahun Kurungan Penjara Apabila Terbukti

Realitapost.com, Pesisir Barat - Menipisnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Kabupaten Pesisir Barat diduga banyak disalahgunakan untuk kepentingan industri. 

Salah seorang yang mendapatkan rekomendasi Dinas Koperindag dan Koperasi Nelayan berinisial Krw diduga kuat menyalahguna rekomendasi tersebut.

Dikonfirmasi Ketua Koperasi Induk Nelayan Kabupaten Pesisir Barat (A. Kholik ), Mengatakan merasa ditipu karena rekomendasi yang di keluarkan sebanyak 3000 kilo liter (KL) hanya dipenuhi pihak Pertamina SPBU sebesar 350 kilo liter/10 jeriken. Bahkan kadang sekali sekali 595 kilo liter/17 jeriken.

Menurut informasi dihimpun diduga masih banyak oknum tertentu memakan subsidi pemerintahan. Salah satunya dugaan oknum adalah penegak hukum ikut terlibat.

Dikonfirmasi Krw melalui ponselnya mengatakan sisa dari BBM yang tidak di serahkan kepada Koperasi induk untuk mensuplay daerah yang jauh dari jangkauan SPBU. Sementara ditelusuri dilapangan didistribusikan ke kios-kios atau pengecer dengan meraup keuntungan Rp 2000/liter.

Tetapi jelas tertera direkomendasi peruntukan tersebut untuk mempermudah para nelayan dan bukan untuk dijual bebas kepada penampung atau kepada kios untuk meraup keuntungan.

Sementata itu, S sebagai pengelola POM SPBU Lintik saat dikonfirmasi mengatakan dari 8000 kilo liter hanya tersisa 1.700 kilo liter yang peruntukannya untuk kendaraan yang mengisi BBM.

Aloy salah satu LSM Pesisir Barat mengaku kalau 1700 KL untuk kendaraan yang mengisi di SPBU dan 595  KL yang masuk nelayan. Sisanya diduga disalahgunakan oknum SPBU. Lalu apabila ada pihak penegak hukum diduga bermain dapat dipastikan tidak akan ada gebrakan untuk merespon keluhan keluhan masyarakat.

"kami akan pastikan oknum tersebut dapat diproses dan disanksi tegas. Karena mereka bertugas bukan untuk menyakiti masyarakat, tetapi melindungi masyarakat," jelasnya.

Belum lagi BBM bersubsidi ini diduga juga  disuplay untuk alat berat dan kendaraan industri dalam setiap kegiatannya masih kedapatan menggunakan BBM jenis solar bersubsidi.

BBM bersubsidi jenis solar kepada proyek - proyek besar yang ada di Pesibar, Hal ini dilakukannya mengingat harga solar yang lebih murah ketimbang.

Untuk diketahui harga solar non subsidi perliternya mencapai Rp 10,050 atau lebih mahal dibandingkan solar subsidi sebesar Rp 5.150 perlitternya.

“Karena biaya lebih terjangkau, sehingga lebih untung karena perliternya dijual dengan harga Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu,” kata Anton. 

Dirinya menduga penjualan solar non subsidi menggunakan penampungan berupa jerigen. Dalam sekali pengiriman sebanyak kurang lebih 1 ton bisa dikirim akan tetapi proses pengiriman dilakukan secara diam-diam. Sehingga proses ini sulit terlacak .

"Modusnya ketika sampai dilokasi jeriken dipindahkan ke dalam tangki penyimpanan. Akan tetapi jarang dilakukan karena itu akan mudah terlacak. Disisi lain diduga juga alat berat menggunakan solar subsidi atau non subsisi. Dari armada mobil tangki dan Ship to di DO (Delivery Order)-nya, mas. Kalau solar industri mobil tangki warna biru dan ada tulisan solar industri di tangkinya,” bebernya.

Selain DO, kecurangan juga bisa dilihat di lokasiekerjaan. Apakah ada penampungan berupa tangki maupun jerigen, hal ini dilakukan mengingat dalam sekali pengiriman solar industri dibawa sebanyak

8000 liter. Kalau menggunakan jerigen, maka akan kesulitan pihak tersebut untuk menampung BBM. Kategori miris Bahkan dalam satu tahun ini, Pertamina teah memasok BBM jenis premium.

Akan tetapi, kuota BBM bersubsidi tersebut tidak akan cukup untuk Pesibar jika masih banyak oknum yang dengan sengaja membeli BBM subsidi tidak sesuai untuk peruntukannya seperti untuk perusahaan industri. jika ada oknum dengan sengaja menyalahgunakan BBM bersubdisi maka secara otomatis telah melanggar Pasal 55 juncto Pasal 56 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang minyak dan Gas Bumi dengan ancaman pidana penjara maksimal enam tahun dan denda maksimal Rp 60 miliar(Ruskan)

Tidak ada komentar