Breaking News

Kisah Perajin Kulit Lantung Di-PKH Menjadi Berkah

Riadi perajin souvenir kulit lantung bisa sukses pasca di PHK Perusahaan tempatnya bekerja.(Foto:Damar/Realitapost.com)

ARTIKEL, REALITAPOST.COM --
Tidak kenal lelah dan putus asa dalam melangkah. Itulah yang terpatri dalam jiwa Riadi seorang perajin usaha kulit lantung yang kini dinilai sukses menyekolahkan ketiga anaknya sekolah bahkan kuliah di luar Kota Besar serta teah memiliki 2 tokoh di kawasan wisata Pantai Jakat Kota Bengkulu.

Pria asal Jawa Tengah ini bercerita dengan awak media yang menyambanginya kediaman Perumahan Pondok Indah Blok C No 19 RT 27 RW 05 Jalan Raden Patah Kelurahan Sukarami Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, Rabu siang (24/5/2023).

Kisah inspiratif ini diceritakan Riadi, berawal dirinya bekerja disebuah Perusahaan PT Bunas sekira tahun 1998. Krisis moneter melanda kala itu membuat dia bersama ratusan karyawan lainnya di PHK atau pengurangan karyawan oleh perusahaan. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bangkit dari keterpurukan. 

Sekitar tahun 1999, dia punya teman yang kebetulan menggeluti usaha kerajinan tangan berupa souvenir dari bahan kulit lantung. Dari sana dia mulai melihat dan mengamati serta akhirnya tertarik melihat lapak jualan temannya tersebut. Modal awal kala itu hanya Rp 100 ribu dengan membeli bahan kulit lantung, lem kayu dan bahan lainnya.

"Alhamdulillah perlahan tapi pastinya bang. Usaha souvenir kulit lantung ditahun itu sangat laris manis. Dan lambat laun saya bisa buka jualan sendiri depan toko besar jalan Soeprapto," ujarnya sambil menyelesaikan ribuan gantungan kunci pesanan toko oleh-oleh khas Bengkulu Simpang Lima.

Setelah usaha mulai nampak maju, eh entah kenapa, tahun 2021 dia mendapat panggilan bekerja di Perusahaan Asuransi dan menikah. Hanya bertahan satu tahun saya akhirnya memilih berhenti dan kembali menggeluti usaha yang sudah dirintis beberapa tahun silam.

Tahun 2002 dia memulai lagi usaha dari nol dengan memberanikan diri mengajukan pinjaman modal Bank BRI melalui pinjaman SIMPEDES sebesar Rp 3 juta. Apalagi usaha kerajinan souvenir kulit lantung kala itu masih sangat prospek sehingga membuat usaha bernama Indah Sari Craft, kian berkembang hingga akhirnya dia nekat menyewa sebuah toko dekat pusat Kota Bengkulu dan memiliki anak buah 5 orang.

Bahkan saat itu bertepatan perhelatan acara PON di Palembang tahun 2004 dan momen itu dia menfaatkan membuka lapak disana dan semua barang yang dibawa ludes terjual. Nilai pinjaman pun meningkat menjadi Rp 10 juta lalu pinjam lagi Rp 20 juta sampai akhirnya 50 juta.

"Namun lagi-lagi yang namanya usaha pasti ada pasang surutnya. Tepat di tahun 2019 akhir badai covid melanda dan membuat pinjaman bank saya macet. Cukup lama bertahan dengan kondisi dan tetap berjualan ditengah badai pandemi, tuturnya lagi sambil mengingat-ingat kisah pasca pandemi.

Badai pandemi pun berangsur-angsur mulai melandai hingga usaha dia pun kembali bergairah lagi. Tahun 2022 ia kembali mendapat suntikan modal dari BRI sebesar Rp 75 juta melalui program KUPEDES dan sampai saat ini masih berjalan angsuran-nya.

"Tentu bagi saya perjalan merintis usaha ini tidak mudah. Butuh kerja keras dan fokus pada tujuan itu menjadi modal utama. Rintangan pasti ada dan itu saya jalani saja. Yang jelas saya bersyukur dengan PHK memberikan keberkahan bagi keluarga saya," tutupnya sembari melempar senyum tipis usai memberikan jawaban pertanyaan wartawan ini.(Dian Marfani)

Tidak ada komentar