Breaking News

Kisah Penjual Ikan Pulau Baai Sukses Berkat Pinjaman BRI

Inilah potret lapak ikan milik Marianierdius di Kawasan Tempat Pelelangan Ikan Pulau Baai Kota Bengkulu.(Foto:Istimewa/Realitapost.com)

BENGKULU, REALITAPOST.COM --
Marianierdius Owner Lapak Akbar Bro yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pulau Baai Kota Bengkulu, adalah sosok ibu rumah tangga yang sudah sejak kecil hidup di kawasan pesisir pantai dan setiap hari melihat banyak hasil tangkapan ikan para nelayan sekitar tempat tinggalnya.

Semenjak menikah dengan suami berprofesi sebagai pengelola kapal milik orang yang masih keluarga. Wanita asal Kota Bengkulu ikut membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan menyalurkan pinjaman uang kepada para nelayan yang ingin menangkap ikan di laut.

"Awal usaha dimulai tahun 2004 dengan modal usaha jual aneka ikan laut hasil tangkapan melayan yang relatif kecil.Saat itu kebetulan suami saya pengurus kapal milik orang. Nah, tahun itu juga saya ikut bantu memberikan modal kepada nelayan tangkap, hasil ikannya dijual ke saya dan saya jual lagi ke pembeli. Itu prosesnya tidak mudah, pasang surut ekonomi yang diakibatkan faktor alam pasti kita lalui," ujarnya saar diwawancari Rabu siang (31/05/2023).

Sekitar tahun 2015 akhir, dia mulai mencoba membuka permanen lapak di TPI Pulau Baai. Namun sebelumnya sudah memiliki bekal modal awal pinjaman Kupedes dari BRI sebesar Rp 10 juta tahun 2006 dan itu sekalian untuk menambah biaya membangun rumah. "Nah pada tahun 2009 saya kembali mengajukan pinjaman sebesar Rp 20 juta dan nilainya terus meningkat sampai pada tahun 2020 menjadi Rp 100 juta. Alhamdulillah angsuran pinjaman bank berjalan lancar dan sudah memiliki 5 buah kapal tangkap ikan," jelasnya.

Terbaru dia kembali mengajukan pinjaman modal Rp 500 juta dan itu berjalan sampai saat ini. Dengan pinjaman dari BRI membuat usahanya berjalan lancar dan kini sudah memiliki beberapa anak buah untuk membantu operasional usaha ikan dan sekaligus mengoperasikan kelima kapal. Harga kapal tangkap kapasitas 30 GT mencapai Rp 550 juta per unit bila ditotalkan mencapai Rp 2,5 M lebih aset miliknya tersebut.

"Kalau bicara omset saya tidak bisa menghitungnya karena usaha ikan ini tergantung keadaan cuaca di laut. Saat ini sudah beberapa bulan nelayan tidak bisa melaut. Belum lagi bila harga ayam turun ikut memengaruhi daya beli masyarakat. Alhamduillah usaha saya cukup bayar angsuran dan kebutuhan sehari-hari serta menggaji anak buah," terangnya.(Dian Marfani)


Tidak ada komentar