Tarekat Naqsyabandiyah: Zikir dan Do'a dari Bengkulu untuk Indonesia
REALITAPOST.COM, Opini -- Tarekat Naqsyabandiyah dibawah Asuhan Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi adalah salah satu tarekat yang saat ini berkembang pesat di Indonesia. Tarekat ini berpusat di Kabupaten Rejang Lebong Propinsi Bengkulu. Dalam persebarannya, tarekat ini, berkomitmen menjaga dan menyebarluaskan keimanan umat kepada Allah, Tuhan Zat Yang Maha Suci sampai ke dalam lubuk hati. Menjadi garda terdepan menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila yang menaungi banyak corak ragam dan warna masyarakatnya serta dengan segala multikulturalitasnya.
Atas dasar landasan ideologi yang kuat inilah Tarekat Naqsyabandiyah melakukan kegiatan Zikir Akbar Nasional yang bertujuan secara bersama-sama mendoakan kebaikan Bangsa dan Negara, dimulai dari Bengkulu Untuk Indonesia. Dari Bumi Rafflesia untuk Nusantara tercinta tanpa prasangka dan tanpa jeda.
Saat ini, Indonesia yang tengah membangun negeri di setiap tingkatan dan dalam jangkauan lapisan dunia, membutuhkan banyak campur tangan setiap elemen anak bangsa, agar tercipta tatanan Indonesia baru yang lebih Maju, Religius dan Humanis. Setiap dukungan, haruslah bertolak untuk menjadikan Indonesia sebagai sebuah Icon yang diperhitungkan, ditakuti dan memperkuat kebangsaan dengan mencintai tanah air.
Dari sini, segala prosesi bangsa dan negara Indonesia dengan segala usaha-usaha keras membangunnya, membuka jalan bagi banyak anak bangsa untuk berjibaku membantu dan membangun Indonesia tercinta agar semakin diperhitungkan dan menjadi pusat perhatian di seluruh dunia.
Catatan penting tentang Negara dan Bangsa Indonesia ini, sedari awalnya, baik historis maupun empiris, hari ini dan keinginannya yang akan datang, telah menjadi maghnet besar bahkan medan perjuangan luar biasa dari Tarekat Naqsyabandiyah untuk selalu peka membantu negara yang dicintainya dengan jalan mengembangkan tarekat ke seluruh bumi pertiwi dengan rasa cinta tanah air yang tinggi, menjaga dan mensejahterakannya.
Tarekat Naqsyabandiyah Asuhan Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandi, ingin membuktikan bahwa melalui Zikir Akbar Nasional ini dengan misi utama mendoakan Kebaikan Bangsa dan Negara adalah menjadikan Indonesia sebagai Bangsa yang kuat di setiap lininya. Untuk mengatakan kepada seluruh masyarakat Indonesia dan dunia bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara yang sangat menghargai seluruh manusia ciptaan Tuhan dan memahami bahwa Indonesia adalah negeri subur yang harus selalu di jaga secara bersama tanpa alasan apapun.
Selanjutnya menyampaikan amanah kepada seluruh masyarakat bahwa dengan diadakannya Zikir Akbar Nasional ini adalah momentum besar untuk kita bangkit dan menyambut peradaban emas di tanah air yang kita cintai ini.
Untuk itu, melalui Zikir bersama ini akan terpancar cahaya dan metode perbaikan akhlak dan moral manusia yang menjadi sasaran dan tujuan utama dari tarekat ini, agar tercipta kedamaian dan kesejahteraan bagi manusia, hewan tumbuhan dan alam semesta.
Selanjutnya, pembacaan dan pemahaman terhadap dunia dan peradabannya, harus sesegera mungkin di anulir menjadi manfaat yang berdampak luas bagi seluruh umat manusia dan seluruh alam semesta yang harus dimulai dari manusianya itu sendiri melalui metode pendekatan diri terhadap Allah (Zikrullah).
Kehadiran tarekat merupakan bagian yang tak terhindarkan dalam persebaran Islam diseluruh pelosok negeri dan belahan negara dunia sampai dengan sekarang.
Membuka peran yang tidak hanya berpihak pada ketenangan hati dan jiwa, akan tetapi telah memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat. Terutama terhadap peran dan fungsi yang dibawa dan dimainkan oleh pembimbing spiritualnya.
Dalam pemahaman Islam, prosesi peribadahan haruslah merujuk dan kembali pada kekuatan awal sebagaimana yang ditanamkan oleh Nabi. Dalam pembahasan ini, bukan bagaimana individu melakukan sesuatu dan menghidupkannya seperti pada saat Nabi hidup serta memasarkannya (memutawatirkan) Islam setelah beliau berumur 40 tahun, tetapi menghidupkan kembali pandangan mendasar dari nilai-nilai ruhaniyah Tauhid melalui penanaman iman dan akhlak budi serta persinggungannya terhadap Allah agar manusia sebagai hamba-Nya dapat berjalan dimuka bumi ini dengan selalu mengingat Allah, berpikir tentang keagungan dan kebesaran-Nya dan bekerja sebagai khalifah dimuka bumi sesuai dengan pandangan dan kehendak Allah.
Jika pandangan ini kembali ditawarkan pada saat sekarang? sedikitnya, dapat dijelaskan bahwa umat Islam harus berdiri pada dua kaki yang membuat mereka harus menghidupkan tatanan nilai atau akhlak budi serta peran kepengurusan bumi yang wajib dipelihara. Dengan demikian, yang harus diterima pertama kali adalah melakukan kembali nilai-nilai perjalanan awal kenabian serta perjuangan beliau membawa Islam, dan yang kedua membangun prospek pengembangan Islam yang hakiki sebagai sebuah ajaran untuk masa kekinian.
Dengan memahami ini dan selalu belajar dengan sandaran dan perkembangan yang ada, segala kemungkinan untuk menghidupkan ruh Islam yang rahmatan lil alamin sekaligus pengakuan kemashlahatan sebuah ajaran sesuai dengan peradaban, akan mendapatkan tempat dan ketenangan di hati umat.
Dalam orientasi Islam pula, membina keimanan dan ketaqwaan yang hakiki terhadap Tuhan Yang Tunggal, merupakan upaya sadar dalam membina perilaku agar selalu baik dan dapat menjauhkan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, pengabdian serta tanggung jawab membimbing dan membina umat berlandaskan ajaran Tauhid merupakan tanggung jawab bersama umat Islam, sebagaimana isyarat Allah dalam surat Ali-Imran/3: 110 :
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَلَوْ امَنَ اَهْلُ الْكِـتبِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْـثَرُهُمُ الْفسِقُوْنَ (ال عمران : 110)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (Bodoh dan Merugi).
Dalam dunia tarekat, seorang pembimbing atau pembina ruhaniyah disebut dengan Guru Mursyid, Mukaddam, Khalifah dan sejenisnya yang merujuk pada pemaknaan pembimbingan atau pembinaan secara ruhani. Bagi seorang guru mursyid atau pembimbing ruhaniyah Islam, tuntutan terhadap penguasaan nilai-nilai hakikat dan wawasan yang menguatkan perjalanan spiritual seseorang, memungkinkan dirinya untuk selalu menjadi panutan atau ikutan. Melalui bimbingan guru mursyid tersebut, para pelaku tarekat tidak hanya memahami tentang kedekatan diri kepada Allah serta menjalankan perintah-Nya. Lebih dari itu, dapat secara fakta membuktikan hukum dan ajaran Allah sesuai dengan kodrat, iradat serta inayah yang ada pada diri hamba tersebut.
Disamping itu, Pelaku tarekat menjadi lebih baik memupuk benih-benih kesufian dalam dirinya, membentuk jiwa-jiwa yang zuhud, pribadi-pribadi yang tangguh serta memutar alur kehidupan dengan adab-adab wara. Memahami ilustrasi tersebut sebagai bagian yang telah ditetapkan dan memakai dunia sebagai pakaian yang selalu tunduk dan bersyukur hanya kepada Alla Aza Wajalla, hingga sampai pada puncak kedewasaan -dimana Allah sendiri yang membuka jalan- yang membawa pelaku tarekat betul-betul tunduk Kepada Sang Khalik serta takut sedetikpun untuk meninggalkannya dan takut lepas dari pengawasannya.
Untuk itulah, saling membuka diri dengan membangun kesepahaman keber-ibadahan yang serius dan tidak terpisahkan antara Syariat, Tarekat dan Hakikat melalui berbagai tata cara dalam Islam adalah salah satu upaya penegakan nilai ibadah dan spiritual yang dapat dikembangkan bersama-sama guna menciptakan peran sosial-religius yang saling menguatkan untuk membangun kemandirian hidup sehat yang bermasyarakat dan dapat disebut berkarya nyata dihadapan Tuhan.
Menggemakan semangat zikir untuk kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai ini melalui kalimah Tauhid La Ila ha Ilallah adalah upaya mutlak untuk menyatakan kembali rasa ketuhanan di dalam hati dan menjadikan seluruh masyarakat Indonesia benar-benar mencintai negara yang selama ini telah menaungi dan memberikan tempat untuk hidup dalam kedamaian.
Melalui Zikir Akbar Nasional ini pula diharapkan terjadinya keseimbangan dan penyelarasan untuk segera menempatkan kembali wujud sayang Tuhan kepada seluruh hamba-Nya yang benar-benar konsisten di jalan-Nya, terutama terhadap hamba-hamba-Nya yang senantiasa mengabdi kepada perintah dan petunjuk Allah agar selalu menghidupkan iman, amal dan ibadahnya serta berzikir kepada-Nya.
Dari sini, keutamaan dari pelakunya dapat dilihat dari isyarat berpegang teguh kepada Allah, bukan pada kekaguman tekstual atau karena peninggalan sejarah semata. Perlulah kita semua mengetahui dan merenungi ketika seorang arifillah Berkata : Tidaklah kamu dapat mengetahui segala sesuatu melalui petunjuk yang kamu baca kecuali tanpa seizin-Nya? dan tidaklah kamu bisa mendapat penerangan dari ilmu-Nya kalau tidak diturunkan wakil-Nya? Ketahuilah, izin dan wakil-Nya di muka bumi ini, merupakan wujud nyata dari nama dan Sifat Al-Walynya Tuhan?. Sekali lagi menjadi seorang hamba yang beriman, tidak hanya didapat melalui kehebatan masa lalu, akan tetapi ditumbuhkannya kesadaran untuk menempuh jalan yang serupa sebagaimana orang-orang saleh terhadap Tuhannya. Semoga kita semua dapat menemukan kembali jalan kesepahaman dan keseimbangan peribadahan dan keislaman kita.
Titik Pijak (Menilik Semangat dan Nilai)
Al-Qur'an dan Sunnah pada satu sisi, merupakan kalam ilahi yang berupa wahyu dan berbentuk petunjuk yang diterima Nabi Muhammad agar menjadikan hidup selamat berdampingan dengan kesempurnaan yang tiada tara. Di sisi lain, perjuangan dan perjalanan seseorang dalam mendekatkan dirinya kepada Allah menuju kesempurnaan, penuh dengan keterbatasan dan terkadang lebih berat menanggung masalah. Sebagai abdi yang diciptakan, seorang hamba hanya menginginkan hadirnya dirinya dalam kehidupan dapat memberikan arti yang terbaik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai makhluk yang diciptakan.
Atas dasar inilah kemudian, pergulatan pencarian sebuah jalan yang dapat menghantarkan seorang hamba menuju Tuhannya dimulai. Menata kembali diri, tingkah laku, membunuh nafsu dan menghabiskan semua bentuk keduniawian yang menyesatkan adalah langkah yang sedikitnya coba diterapkan. Dilakukanlah semua hal yang mendahului akal budi dan (adab) daripada beramal, melakukan implementasi amal dengan ilmu dan melestarikan hubungan kedekatan terhadap Tuhan serta menjauhkan diri dari wewangian hidup yang bukan berasal dari Allah.
Melalui derap langkah pemulanya, kerangka mewujudkan pelestarian tarekat, ternyata, bukanlah kinerja yang kepalang tanggung. Karenanya lingkup pertebaran dan dari mana ia tumbuh, siapa yang membawanya, sejatinya menjadi catatan atau referensi dan cerminan agar semua pelaku Tarekat dapat mengambil itibar yang dalam atas semua kehendak, pemikiran, anjuran dan amanah utama sekaligus persentase perjuangan dalam perwujudan penegakkan kalimah Tauhid.
Sebagai salah seorang tokoh dan pelaku serta guru besar dalam Tarekat Naqsyabandiyah Buya Syeikh Muhammad Rasyidsyah Fandi, telah mendedikasikan, memfokuskan, dan menyerahkan dirinya sebagai abdi Allah untuk menyebarkan dan menguatkan nyatanya peribadahan umat terhadap Tuhan melalui Tarekat Naqsyabandiyah yang beliau pimpin. Kepemimpinan yang beliau pegangpun tidak serta merta didapat seperti hadiah keumuman yang ada di masyarakat, tetapi beliau memimpin melalui amanah yang telah diijazahi oleh guru beliau sebelumnya (Silsilah Keilmuan).
Beliau merasakan langsung bagaimana pahit, manis dan getirnya perjuangan menyebarkan Tarekat di bumi pertiwi Indonesia khususnya di mulai dari wilayah semarak Rafflesia Propinsi Bengkulu.
Pergerakan beliau penuh dengan perlawanan-perlawanan bidah, sesat dan penolakan yang menyayat hati, disamping menghabiskan pemikiran dan energi. Demi perjuangan penegakan syariat ajaran dan hukum Tuhan, sebagai pelaku sufi, beliau mematuhi semua yang tertera atas dasar gerak dan kehendak Tuhan semata. Melalui kepatuhan dan penanaman akal budi (akhlak), zuhud, wara dan kepercayaan kepada Tuhan Zat Yang Maha Suci, dengan tabah beliau menyebarkan Tarekat dengan tertatih-tatih. Berdasarkan norma-norma dan keakuratan perhitungan yang telah dinisbatkan Tuhan melalui kodrat dan iradat yang agung, perjuangan beliau menemui keberkahan rahmat yang luas di masyarakat. Hingga pada akhirnya persebaran pengamal Tarekat Naqsyabandiyah melalui tata cara, bimbingan, binaan dan kepemimpinan beliau diperhitungkan amat pesat perkembangannya sampai dengan sekarang.
Kalaulah melihat kebelakang sedikit, jauh daripada perkembangan Tarekat yang beliau pimpin, ternyata terdapat hal yang mengagumkan dan luar biasa dari Buya Syeikh Muhammad Rasyidsyah Fandi. Kehadiran Tarekat Naqsyabandiyah ditangannya, telah menjadi sebuah piranti hati yang menautkan keteguhan perasaan dari jiwa-jiwa yang gersang bahkan hancur. Ditangannya juga, tebaran pesona harum bunga taman surga bak mercusuar yang terus menerus mengalir, merasuk dan menyatu sampai kepada lipatan-lipatan ruhaniyah yang tiada batas. Sosok beliaupun akhirnya menjadi panutan semua murid yang belajar kepadanya serta menumbuhkan kepribadian yang kuat dan tinggi di dalam masyarakat.
Thoriqoh yang beliau bawa dan beliau ajarkan pada saat ini, menjadi sangat penting kehadirannya terlebih dalam membina keberpihakan terhadap Tuhan dan membangun mentalitas umat, meluruskan prasangka hidup dan kehidupan bagi orang-orang yang telah kehilangan arah untuk kembali ke jalan Tuhannya serta secara perlahan tetapi pasti mengaplikasikan Al-Qur'an dan Sunnah yang menjadi tuntunan seluruh hamba-hamba Allah yang beragama.
Titik Tembak (Sasaran dan Target)
Memposisikan dan memberikan penjelasan 🔙 tentang Tarekat Naqsyabandiyah yang telah dibawa oleh para pemegang mandat (silsilah) agar tidak terjadi kesimpangsiuran terhadap perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah yang banyak bertebaran di bumi pertiwi. Sedangkan kepentingannya adalah menjadikan Tarekat Naqsyabandiyah sebagai sasaran utama umat yang pertebarannya atau implementasinya lebih kepada ibadah, akhlak budi dan cerdas diri dalam menjalankan kehidupan sebagaimana amanah khalifatullah fill Ardh. Menjaga keseimbangan dan memperluas wawasan dengan menghidupkan kembali nilai (ruh) ketuhanan di dalam hati hamba-hamba Allah yang beriman di seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan untuk memaksimalkannya, kehadiran Zikir Akbar Nasional ini memiliki target publisitas sebagai berikut:
- Lestarinya tujuan Tarekat sebagai Tuntunan utuh ibadah dalam perangkat ajaran Ikhsan, Iman dan Islam.
- Lestarinya ke-adab-an (akhlak budi) yang dipelajari dari diri sendiri sampai kepada masyarakat luas.
- Membudayakan semangat sosial yang utuh serta penghargaan terhadap pengabdian dan perjuangan seseorang.
- Membiasakan diri untuk selalu mengabadikan catatan-catatan yang berserakan mengenai Tarekat.
- Melakukan upaya-upaya positif dalam mengidentifikasi serta penyelamatan (Saving) aset-aset berharga dalam Tarekat.
- Menyatu dan bergandengan tangan terhadap sesama hamba dalam memainkan peran dan fungsinya ke dalam realitas masyarakat.
Manfaat Zikir bagi Orang Beriman
Karena mengamalkan zikir kepada Allah adalah pekerjaan yang amat mulia dan menjadikan diri meneladani sifat dan perbuatan Rasulullah, maka terdapat keutamaan dalam berzikir. Diantara manfaat Zikir tersebut adalah;
- Selalu Diliputi Kebaikan
Rasulullah SAW bersabda, Tiada suatu kaum yang duduk sambil berdzikir kepada Allah melainkan mereka akan dikelilingi oleh malaikat, diselimuti oleh rahmat dan Allah akan mengingat mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya. (HR. Bukhari).
Dalam hadist lain disebutkan bahwa, tiada suatu kaum yang berkumpul sambil mengingat Allah dimana dengan perbuatan itu mereka tidak menginginkan apa pun selain diri-Nya, melainkan penghuni langit akan berseru kepada mereka, Bangkitlah, kalian telah diampuni. Keburukan-keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan-kebaikan. (HR. Ahmad).
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya."(QS. Al-Ahzab 33: 41).
- Memberi Ketentraman
Dalam Al-Quran surat Ar-Rad ayat 28 telah disebutkan bahwa: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram."
- Penghapus Dosa
Manfaat zikir kepada Allah SWT adalah mencegah seseorang melakukan dosa, menghapus dosa dan menyelamatkan seseorang dari siksa neraka. Keutamaan zikir ini dijelaskan dalam Shahih Al-Jaami sebagai berikut:
Mu adh Ibn Jabal R.A berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, ''Anak Adam tidak pernah melakukan perbuatan yang membawa jaminan keselamatan kepadanya, dari hukuman Allah lebih dari mengingat Allah SWT,'' (Shahih Al-Jaami 5633).
- Dijauhkan dari Godaan Iblis dan Setan
Firman Allah dalam surat Al-Imran ayat 176 yang berbunyi:
"Sesungguhnya mereka adalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman."
Semakin sering berzikir, semakin meningkat pula rasa keimanan terhadap Allah SWT yang membuat Iblis dan Setan menjadi enggan untuk mendekati.
- Lebih Dekat dengan Allah SWT
Penjelasan dalam hadis yang berbunyi:
“Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak, Para Sahabat yang hadir berkata: “Mau (wahai Rasulullah)!” Beliau bersabda: “Zikir kepada Allah Yang Maha Tinggi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377).
- Dilindungi Allah SWT
Manfaat zikir kepada Allah SWT adalah mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa barangsiapa yang mengucapkan dzikir ini di sore hari sebanyak tiga kali, maka ia tidak akan mendapat bahaya racun di malam tersebut. (HR. Ahmad 2/290).
Dengan keyakinan yang tinggi terhadap Allah, Tuhan Zat Yang Maha Suci, Zikir Akbar Nasional yang di adakan di Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu, dapat berdampak luas, bagi seluruh manusia utamanya untuk Bangsa dan Negara Indonesia yang saat ini memang tengah berbenah untuk memajukan seluruh masyarakat dan sumber dayanya. Majulah Negeriku, Bangkitlah Bangsaku. Sejahteralah Masyarakat Indonesia. Aamiin..
Penulis; Y u r m a r t i n
Penggiat/Consultant Ilmu Tasawuf
Owner of: HumaniXa
Tidak ada komentar
Posting Komentar